Resume Perkuliahan_Permasalahan Pendidikan di Indonesia

       Setelah mendengar penjelasan yang luar biasa dari Pak Totok Bintoro, saya semakin tergugah dan kembali semangat untuk mendidik anak didik. Memang, Indonesia yang begitu besar penduduknya dan begitu kaya sumber dayanya, dan begitu luas negaranya memiliki tantangan yang cukup besar dalam dunia pendidikan. Salah satunya adalah manajemen Pendidikan yang buruk seperti perekrutan tenaga pendidik yang dikemukakan oleh Pak Totok. Perekrutan tenaga pendidik yang salah selama bertahun-tahun ini menyebabkan tersendatnya kemajuan bangsa. Masih banyak anak Indonesia yang belum merasakan pendidikan. Padahal Negara sendiri memiliki dan menyuarakan Undang-Undang Dasar kebanggaannya, di dalamnya tercantum dalam pasal 31 ayat 1 bahwa “setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan”.
       Sebenarnya jika saja manusia Indonesia kembali menjadi manusia yang bergotong royong untuk membenahi pendidikan Indonesia, Indonesia mampu bangkit kembali. Karena banyak orang-orang yang dapat mendukung pendidikan walaupun mereka bukan bergelar sarjana pendidikan. Siapapun mereka semua kalangan bisa memajukan Indonesia melalui pendidikan. Tetapi karena guru-lah yang langsung menhadapi murid-murid maka dari itu guru wajib memiliki 4 kompetensi guru.
Mirisnya, sarjana pendidikan saja banyak yang lulusannya tidak menjadi tenaga pendidik. Masakan Jepang saja peduli pendidikan Negara Indonesia, sedangkan penduduk asli tidak mau peduli dengan pendidikan Indonesia, dengan saudara-saudara kita yang membutuhkan, dengan bangsa Indonesia?
       Di sisi lain, justru adapula yang memanfaatkan kecerdasannya menjadi suatu kebodohan bagi dirinya yang tidak disadarinya sendiri dan juga ini menjadi kebodohan bagi bangsa, yaitu mendirikan LPTK dengan tidak mempersiapkannya dengan matang, alhasil baru jalan 4 tahun lembaganya sudah tutup. Adapula LPTK swasta yang mendidik calon tenaga pendidik dengan cara yang tidak sepantasnya, karena mereka hanya diajar satu kali sebulan, mengerjakan tugas seadanya, mengerjakan skripsi dengan copy paste, mendapatkan gelar S.Pd selama 1 tahun.
       Jika kenyataannya demikian, bagaimanakah pemerintah menangani hal ini? Atau jangan-jangan mereka tidak tahu dengan kasus ini atau membiarkannya begitu saja? Bagaimana cara mereka mendidik peserta didik? Bagaimana dengan peserta didik yang diajar oleh mereka?
       Buat apa banyak-banyak LPTK atau banyak-banyak lulusan S.Pd tetapi Negara ini tidak maju pendidikannya. Seharusnya baik perekrutan calon guru, cara mendidiknya, maupun lulusan guru harus diutamakan dan dilakukan dengan cara membuat lulusannya benar-benar bermutu dan memiliki budi pekerti.
       Pemerintah wajib menangani masalah ini dengan secepatnya. Binalah LPTK-LPTK yang sudah terakreditasi, perketatlah sistem akreditasi LPTK khususnya swasta, distribusi guru harus sentralisasi agar semua daerah tidak kekurangan guru.
       LPTK wajib membina calon guru dengan seoptimal mungkin. Dosen-dosen yang mengajar calon guru pun harus yang berkualitas. Sarana-prasarana harus memadai.
       Saya kembali diingatkan bahwa menjadi guru itu harus memiliki kesederhanaan bukan ingin menjadi milyarder. Kaya yang diperoleh oleh guru bukan hanya kaya materi tetapi kaya kepuasan batin, dimana guru akan mengantarkan dan melihat yang dididik olehnya menjadi “orang”. Tidak mudah memang dalam pengabdian tetapi mendidik tidak akan menjadi hal yang sia-sia. Jiwa yang sepenuh hati untuk mengajar mereka tidak akan pernah membebani seorang guru.

THE BEST TEACHERS TEACH FROM THE HEART NOT ONLY FROM THE BOOK
-unknown-

                  
      
catatan:
o   Dari kacamata ilmu pendidikan LPTK ini salahnya perguruan tinggi hanya menghasilkan tenaga kependidikan karena tenaga kependidikan hanyalah supporting system untuk pendidik seperti TU, pustakawan, Kepala sekolah. Sekarang ini diusulkan untuk berubah nama menjadi Lembaga Tenaga Pendidik Kependidikan.

o   Jepang menyiapkan guru dengan perekrutan untuk memanggil putra-putri terbaik. Setelah dipanggil lalu dijaring/disaring dengan kompetensi kecerdasan, kepribadian, kemampuan seni, dan kemampuan berolahraga, lalu mereka dididik di lembaga pendidikan terbaik. Calon guru peringkat pertama di Jepang. Tahun 2013 Jepang hanya mendidik 620 mahasiswa berbeasiswa dan berasrama untuk menjadi guru yang baik. Negara maju adalah Negara yang memuliakan guru. Bagaimana dengan Indonesia?

o   Dikti menyiapkan guru yang bermutu bersama kemendikbud mengembangkan pembinaan guru. Namun bentuknya sampai saat ini belum ada. Sampai saat ini mereka belum duduk bersama.

o   Guru mengajar dengan HEAD (intelektualnya), HEART (guru diajarkan senyum,salam, sapa), HAND (terampil menyusun rencana pembelajaran, terampil mengembangkan media, terampil menyusun evaluasi, terampil mengajarkan).


                                       

Comments

Popular posts from this blog

Title Song: Siswa apa yang kau cari

Knm 2013

DIVA HKBP Cibitung????????